Rabu, 16 Februari 2011

Dipertanyakan, Botox Buat Obati Migrain

Obati anti-kerut Botox, yang telah mendapat lisensi di beberapa negara sebagai obat buat menangani migrain kronis, memiliki dampak yang tak berarti terhadap sakit kepala itu, demikian hasil satu studi yang disiarkan Selasa (8/2). Botox –neurotoksin yang dibuat dari germ botulinum Clostridium — bekerja sebagai kosmetik dengan melumpuhkan otot yang mengakibatkan kerutan.
Sekarang zat itu telah disahkan di Inggris, Amerika Serikat dan negara lain guna mengobati sakit kepala kronis. Obat tersebut diberikan melalui suntikan reguler ke sebanyak 39 sembilan titik di otot kepala dan
tengkuk. Botox membuat santai bagian otot wajah yang dikehendaki sehingga menghasilkan permukaan kulit yang mulus dan tanpa kerutan.
Keistimewaan Botox adalah dapat digunakan pada bagian otot wajah yang diinginkan, sementara otot wajah yang lain dapat berfungsi seperti biasa. Hasilnya adalah ekspresi wajah terlihat tidak kaku melainkan tetap normal alami hanya saja tidak akan menampakkan kerutan.
Botox secara umum digunakan untuk mengatasi:
* Kerutan antara kedua alis (yang timbul saat orang sedang berpikir),
* Crows feet, yaitu garis-garis di samping mata yang timbul saat wajah sedang berekspresi, misalnya ketika
tertawa,
* Alis yang menurun serta mata yang terlihat lelah dan menua,
* Garis-garis di bibir bagian atas yang sering timbul pada perokok,
* Dagu yang mengerut sebagai akibat dari penyerapan tulang (absorpsi),
* Kulit wajah yang mengendur dan garis-garis penuaan horisontal di leher,
Umumnya perawatan tersebut juga digunakan untuk membuka mata dan garis nasobial dari bagian hidung hingga mata. Hasil dari penyuntikan Botox akan tampak 5 hingga 7 hari setelah penyuntikan. Wajah terlihat secara dramatis lebih muda dengan kerutan dan garis ekspresi wajah yang lebih halus sehingga menghasilkan kulit wajah yang mulus dan bebas dari kerutan serta garis-garis. Alis yang terangkat membuka mata untuk mendapatkan penampilan yang lebih muda dan segar.
Tetapi jurnal Inggris ‘Drug and Therapeutics Bulletin’, yang dikutip AFP dan dipantau ANTARA di Jakarta, menyatakan percobaan klinis hanya memperlihatkan “bukti manfaat yang terbatas”. Antara satu dan 10 persen relawan yang diberi suntikan obat itu mengalami dampak yang menyakitkan dan tak menyenangkan, termasuk kejang otot, ruam dan gatal.
Laporan tersebut menambahkan tak mungkin untuk sepenuhnya memutuskan resiko lain dari Botox, termasuk resiko infeksi akibat protein yang disebut serum manusia albumin, yang menjadi bagian dari formula obat itu.
Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpajan panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid.
Pada manusia, albumin diproduksi oleh hati dalam bentuk prealbumin dan memenuhi sekitar 60 persen jumlah serum darah dengan konsentrasi antara 30 hingga 50 g/L[1] dengan waktu paruh sekitar 20 hari. Albumin memiliki berat molekul sekitar 65 kD dan terdiri atas 584 asam amino tanpa karbohidrat.
Gen untuk albumin terletak pada kromosom 4, mutasi pada gen itu dapat mengakibatkan berbagai macam protein dengan fungsi yang tidak beraturan (bahasa Inggris: anomalous protein).

Fungsi Asam Glukoronat dalam Teh Kombucha

Asam glukoronat berfungsi mengikat atau mengonjungasi toksin atau racun, logam-logam berat, dan lemak sehingga mudah larut dalam air dan kemudian dikeluarkan melalui air kemih. Asam glukoronat akan menetralisir unsur-unsur beracun di dalam tubuh manusia dan menguraikannya menjadi produk akhir. Menurut Dr. Valentine Kohler, asam glukoronat bisa dipakai untuk mengobati penyakit kanker. Efek panjang asam glukoronat yaitu membangkitkan sistem pertahanan tubuh.
Asam ini juga berperan dalam metabolisme yang berlangsung dalam tubuh. Proses pertumbuhan dan dekomposisi dalam metabolisme akan berjalan dengan baik akibat pengaruh dosis kecil asam glukoronat yang terkandung dalam teh kombucha. Asam glukonat yang terkandung di dalam kombucha memiliki fungsi mengawetkan makanan dalam tubuh.
Di dalam tubuh, asam glukoronat diproduksi oleh hati atau lever. Hati atau lever orang sehat mampu memproduksi asam glukoronat dalam jumlah yang cukup banyak bagi keperluan tubuh, sehingga mampu menetralkan racun. Di dalam hati, asam glukoronat mengikat semua racun melalui proses metabolisme dan dibuang melalui alat pembuangan. Jika racun dalam tubuh sudah diikat oleh asam glukoronat, ia tidak bisa lagi terserap oleh tubuh.
Pustaka
Kombucha; Teh dengan Seribu Khasiat (ed. Revisi) Oleh dr. Henry Naland, Sp.B (K) onk

Jangan Tunda Kehamilan, Karena Akibatnya…

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON – Dokter mengeluarkan peringatan keras kepada wanita berkeluarga untuk tidak menunda-nunda kehamilan. Karena berdasarkan penelitian, wanita hamil saat usia 35 tahun itu memiliki risiko enam kali lipat lebih tinggi dari wanita yang hamil pada usia 25 tahun.
Perubahan zaman membuat sebagian besar wanita berkeluarga memilih menunda memiliki momongan demi karier. Kebanyakan mereka memilih untuk hamil ketika usia kepala tiga. Tanpa disadari, pilihan tersebut membuat si wanita terancam terkena risiko enam kali lipat lebih tinggi.
Hasil penelitian Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists memperlihatkan bahwa perempuan berusia 35 tahun itu enam kali lebih mungkin mengalami masalah hamil dibandingkan dengan wanita yang sepuluh tahun lebih muda. Laporan itu juga menyebutkan wanita usia kepala tiga itu lebih sulit hamil. Jikapun akhirnya hamil, mereka besar kemungkinan mengalami komplikasi medis yang serius pada dirinya dan si jabang bayi.
Pada usia 40 tahun, seorang wanita lebih mungkin mengalami keguguran dibandingkan melahirkan. Kesuburan pria juga mengalami penurunan drastis mulai usia 25 tahun. Pria berusia 40 tahun rata-rata membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa menghamili pasangannya, meskipun wanitanya berusia 20 tahunan.
Tren Wanita Karier 
Menunda kelahiran dapat menimbulkan banyak risiko. Namun, peningkatan jumlah pasangan yang melakukan hal tersebut terus meningkat. Mereka tidak memahami konsekuensi dan risikonya.
Dalam 20 tahun terakhir, jumlah ibu yang melahirkan di usia 40 tahun itu meningkat tiga kali lipat. Hampir 27 ribu bayi lahir dari ibu berusia 40 tahun. Padahal, jumlah kasus seperti itu hanya 9.336 pada 1989.
Jason Waugh, konsultan kebidanan, mengatakan ada beberapa alasan mengapa perempuan menunda untuk memiliki anak ketika mereka memulai sebuah keluarga. Alasannya bermacam-macam seperti masalah karier, alasan keuangan dan menemukan pasangan yang cocok.
”Namun, perempuan harus diberikan informasi lebih lanjut tentang ketidakpastian yang dihadapi dalam kehamilan. Masalah yang dapat terjadi pada ibu yang hamil tua,” katanya.

Risiko Menunda Kehamilan
Sulit memiliki momongan menjadi salah satu risiko yang kemungkinan bakal diterima wanita ketika dia memilih untuk menunda kehamilan. Sekitar 30 persen wanita berusia 35 tahun membutuhkan satu tahun lebih untuk bisa hamil. Sementara, hanya sekitar lima persen wanita berusia 25 tahun yang memerlukan satu tahun lebih untuk dapat hamil.
Penelitian juga menunjukkan usia subur mengalami peningkatan. Pada tahun 1968, usia kesuburan rata-rata pada usia 23 tahun. Namun demikian, usia kesuburan sekarang berada pada usia 29,3 tahun.
Ibu hamil di usia 30 dan 40 tahunan itu jauh lebih mungkin untuk menderita komplikasi seperti pre-eclampsia, kehamilan ektopik, atau keguguran. Mereka juga lebih mungkin untuk memerlukan operasi Caesar.
Bayi mereka juga lebih mungkin lahi prematur dan kecil. Selain itu, wanita usia tua lebih berpotensi melahirkan bayi yang mengalami Sindrom Down dan kelainan genetik lainnya.

Jurus Ampuh Lawan Insomnia

VIVAnews - Tidur adalah kebutuhan yang sangat manusiawi. Dengan terlelap beberapa jam di waktu malam, manusia seolah mengisi kembali baterainya untuk menjalani aktivitasnya di esok hari. Namun, tak jarang yang mengalami sulit tidur di malam hari.
Insomnia terjadi karena banyak faktor. Di antaranya adalah faktor psikologis seperti stres, cemas, depresi kerja, trauma bencana, kekerasan, atau pengalaman traumatis lainnya. Kekhawatiran berlebihan macam itu membuat tubuh sulit tenang, dan memaksa otak untuk terus berpikir.
Namun, bisa juga akibat faktor penyakit seperti diabetes, jantung, parkinson, dan asma. Lingkungan di saat tidur seperti suhu, cahaya, tingkat kebisingan pun dapat memengaruhi kualitas tidur. Bisa juga pola hidup buruk seperti konsumsi obat-obatan, alkohol, kopi, kafein, soda, atau minuman penambah energi.
Jika tidak segera ditangani, insomnia dapat mengakibatkan kegelisahan sebelum tidur, lelah setelah tidur, mengantuk, lesu sepanjang hari, sulit berkonsentrasi, mudah marah dan badmood.
Ada beberapa langkah mengatasi insomnia, berdasarkan anjuran psikolog Dr Chhavi Khanna, seperti dikutip dari laman Times of India.
1. Hidup sehatBerolahraga secara teratur tenyata dapat membantu menghilangkan insomnia. Olahragalah setiap pagi, dan di sore hari. Namun, jangan pernah berolahraga empat jam menjelang tidur. Bangun dan tidurlah di waktu yang sama setiap harinya sehingga tercipta siklus tidur pada tubuh.
Usahakan untuk mengonsumsi makanan yang ringan dan sedikit air, jika merasa lapar menjelang tidur. Jauhi kafein, nikotin, dan alkohol 4-6 jam menjelang tidur. Untuk menambah kualitas tidur, sesuaikan temperatur, cahaya, dan tingkat kebisingan.
2. Pola tidur optimalSegera tidurlah, jika Anda merasakan kelelahan. Jangan pernah melakukan aktivitas saat lelah. Jika Anda tidak tertidur dalam waktu 20 menit, bangun dan buatlah tubuh Anda nyaman dengan duduk di ruangan lain dengan cahaya redup atau bacalah sesuatu hingga rasa kantuk menyerang.

3. Belajar tenang
Biasakan berhenti bekerja 90 menit sebelum tidur. Konsentrasilah pada pernapasan dan lepaskan semua ketegangan pada otot menjelang tidur. Jangan khawatir Anda akan mengalami kesulitan tidur, dan lupakan sejenak masalah yang Anda hadapi.
4. Mencoba tidurJangan terlalu keras berusaha untuk tidur, hindari mengamati jam dinding. Yang perlu Anda lakukan hanyalah percaya bahwa ‘tidur akan datang ketika sudah siap’. Cobalah untuk membiasakan mata Anda di kegelapan, lalu visualisasikan adegan-adegan menyenangkan. (umi)

Soda diet tingkatkan risiko serangan stroke dan penyakit jantung

Menurut suatu penelitian yang baru-baru ini diterbitkan Daily Health Report, banyak jus buah, pop soda, dan minuman manis lainnya, sepertinya tidak ada yang sepenuhnya aman untuk diminum lagi. Air yang terkontaminasi, jus buah buatan dan soda yang memiliki terlalu banyak gula dan terlalu banyak kafein mungkin tidak sehat.
Sebuah studi selama hampir 10 tahun menunjukkan persentase orang yang mengkonsumsi diet soda kemungkinan terkena stroke atau serangan jantung. Di antara hampir 3.000 orang yang minum soda diet, hampir 50 persen dari mereka mungkin akan mendapatkan serangan stroke atau jantung di masa depan.
Anehnya, peminum soda biasa tidak memperhatikan risiko kesehatan seperti halnya orang-orang yang mengkonsumsi diet soda. Sebaliknya, individu-individu yang tidak mengkonsumsi makanan atau minuman soda secara reguler memiliki risiko yang lebih rendah untuk efek kesehatan jangka panjang jika dibandingkan dengan orang yang minum soda.
Para ahli merekomendasikan untuk orang yang pernah minum soda, diet seimbang dengan berolahraga dapat membantu mengurangi efek negatif pada kesehatan tubuh.

Buah Jambu Biji Merah Penambah Trombosit

Buah Jambu Biji merupakan buah yang paling banyak diolah secara alami, selain mudah juga kandungan gizinya yang sangat kaya, terutama kandungan Vitamin C-nya yang tinggi. Selain itu, buah Jambu Biji Merah juga dipercaya menambah kadar trombosit dalam darah. Tidak heran ketika musim penyakit Demam Berdarah tiba, buah Jambu Biji Merah menjadi favorit makanan masyarakat.
Buah Jambu Biji Merah, warna kulitnya hijau muda dan dalamnya putih, namun makin tua warna buah bagian dalam makin merah dan warna kulit luarnya hijau kekuningan. Saat masih muda, rasa buahnya asam, namun jika matang akan berasa manis dan mengandung air. Oleh karena itu, pilihlah buah Jambu Biji Merah yang sudah matang, yang ditandai dengan warna kulitnya yang dominan kuning.
Jus Jambu Biji Merah:
- Ambil 2 buah Jambu Biji Merah masak, potong kecil-kecil. Sebelumnya cuci dengan air bersih yang mengalir.
- Masukkan Jambu Biji Merah dalam blender jus, sebaiknya tidak perlu menambah gula karena Jambu Biji Merah sudah mengandung rasa manis alami.
- Tambahkan susu kental manis bila dirasa perlu.
- Tambahkan pula sedikit air untuk melancarkan blender buah.
- Jus Belimbing Manis bisa dikombinasikan dengan buah lain, paling enak dicampur dengan buah Tomat untuk mendapatkan rasa asam.Jika mau, cuci 1 buah Tomat, potong menjadi 4 bagian, masukkan dalam blender yang sudah disiapkan.
- Blender Jambu Biji Merah beserta bahan lain selama 15 detik, jangan terlalu lama supaya jus yang dihasilkan tidak kuyu dan lembek.
- Jus Jambu Biji Merah siap disajikan, tambahkan sedikit es bila perlu.
Parut Jambu Biji Merah:
- Ambil 4 buah Jambu Biji Merah masak, potong agak besar. Sebelumnya cuci dengan air bersih yang mengalir.
- Parut Jambu Biji Merah dengan alat yang sudah disediakan. Sebaiknya proses memarut dilakukan di atas kain kasa supaya ampas langsung tertampung di dalamnya.
- Parutan Jambu dalam kain kasa kita peras, airnya ditampung di gelas yang sudah disiapkan. Peras beberapa kali sampai kandungan air dalam parutan Jambu habis. Air perasan Jambu siap disajikan, tambahkan sedikit es dan susu bila perlu.
Pustaka
9 Buah & Sayur Sakti Tangkal Penyakit Oleh Agus Suwarto

Infeksi Mata Konjungtivitis

Inflamasi konjungtiva mata yang disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis. Pada inflamasi, konjungtiva menjadi merah, bengkak, dan nyeri ditekan. Konjungtivitis akibat infeksi bakteri kadang-kadang disebut mata merah (pink eye). Mata merah dapat terjadi sendiri, atau dapat terjadi bersamaan dengan infeksi telinga. Konjungtivitis viral sering disebabkan oleh infeksi adenovirus. Konjungtivitis bakterial dan viral sangat menular. Konjungtivitis alergi terjadi sebagai bagian dari reaksi inflamasi terhadap alergen lingkungan. Stimulasi fisik oleh benda asing di mata juga akan mengiritasi dan menginflamasi konjungtiva sehingga menyebabkan inflamasi dan nyeri.
Gambaran Klinis
• Konjungtiva merah dan bengkak. Pada konjungtivitis infeksi atau alergi, kedua mata biasanya terkena.
• Fotofobia (aversi terhadap cahaya).
• Rabas purulen adalah karakteristik konjungtivitis bakterial. Infeksi dan rabas sering dimulai di satu mata dan menyebar ke mata yang lain. Mata mungkin tertutup oleh selaput kehijauan.
• Rabas encer dan jernih adalah karakteristik konjungtivitis viral. Konjungtivitis viral sering menyertai infeksi saluran napas atas.
• Rasa panas dan gatal pada mata adalah karakteristik konjungtivitis alergi.
• Konjungtivitis akibat benda asing dikaitkan dengan ketidaknyamanan dan perasaan seperti ada pasir atau kerikil halus pada mata. Biasanya dengan benda asing, hanya satu mata yang terkena.
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan setelah riwayat dan pemeriksaan fisik. Kultur dapat diperlukan pada beberapa keadaan.
• Benda asing pada mata harus divisualisasi dengan menggunakan lampu khusus, yang disebut lampu Wood.

Komplikasi

• Infeksi bakteri tertentu (gonore, beberapa jenis konjungtivitas klamidia) dan infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata jika tidak diobati.
• Benda asing di mata dapat menyebabkan abrasi kornea dan pem-bentukan jaringan parut.
• Konjungtivitas dapat menjadi gejala awal penyakit sistemik berat, yaitu penyakit Kawasaki. Penyakit ini adalah salah satu vaskulitis yang tersebar luas yang memengaruhi banyak organ tubuh, termasuk jantung, otak, sendi, Kati, dan rnata. Penyakit ini dimulai secara akut dengan demam tinggi, yang diikuti secara singkat dengan konjungtivitis bilateral yang signifikan karena tidak adanya rabas dan prosesnya yang lama. Ruam dan pembengkakan tangan dan kaki menyertai gejala awal ini. Diagnosis dini penting untuk mencegah kerusakan pada arteri koroner. Terapi untuk penyakit Kawasaki mencakup penggunaan aspirin dan globulin gama.
Penatalaksanaan
• Konjungtivitis bakterial biasanya diobati dengan tetes mata atau krim antibiotik, tetapi sering sembuh dalam waktu sekitar dua minggu walaupun tanpa pengobatan. Karena konjungtivitis bakterial sangat menular di antara anggota keluarga dan teman sekolah, diperlukan teknik mencuci tangan yang baik dan pemisahan handuk bagi individu yang terinfeksi. Anggota keluarga tidak boleh bertukar bantal atau seprai.
• Konjungtivitas yang juga berhubungan dengan otitis media diobati dengan antibiotik sistemik. Kompres hangat pada mata dapat mengeluarkan rabas.
• Konjungtivitis viral biasanya diobati dengan kompres hangat. Teknik mencuci tangan yang baik diperlukan untuk mencegah penularan.
• Konjungtivitis alergi diobati dengan menghindari alergen apabila mungkin. Antihistamin atau tetes mata yang mengandung steroid dapat digunakan untuk mengurangi gatal dan inflamasi.
• Konjungtivitis yang disebabkan iritan diobati dengan mengeluarkan benda asing, diikuti dengan penggunaan obat antibakteri.
Daftar Pustaka
Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin

Tumor Ganas Karsinoma Nasofaring

KARSINOMA NASOFARING
Karsinoma nasofaring merupakan karsinoma di bidang THT yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar penderita datang ke dokter spesialis THT dalam keadaan terlambat atau sudah stadium lanjut.
Kasusnya lebih banyak pada pria dibanding wanita, dengan umur rata-rata 30-50 tahun.
Faktor yang Memengaruhi
Penyebab karsinoma nasofaring belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang diduga memengaruhi terjadinya karsinoma, yaitu faktor:
1. Rasial, penyakit ini banyak ditemukan pada suku bangsa Tionghoa.
2. Bahan karsinogenik, misalnya asap rokok.
3. Virus Epstein-Barr, yang diduga berperan sebagai penyebab karsinoma nasofaring.
4. Iritasi menahun, misalkan akibat nasofaringitis kronik disertai rangsangan oleh asap, dan alkohol.
5. Hormonal, adanya estrogen yang tinggi dalam tubuh.
Pembagian Karsinoma Nasofaring
Menurut histopatologi adalah (a) karsinoma epidermoid yang berdiferensiasi baik dengan jenis berkeratin dan non-keratin; (b) karsinoma epidermoid non-diferensiasi (karsinoma anaplastik) jenis transisional, limfoepitelioma, dan karsinoma adenosistik.
Menurut bentuk dan cara tumbuh terdapat 3 jenis yaitu ulseratif, eksofitik (tumbuh keluar seperti polip) dan endofitik (tumbuh di bawah mukosa, agak sedikit lebih tinggi dari jaringan sekitar) atau yang biasa disebut creeping tumor.
Karsinoma nasofaring dapat ditemukan pada fosa Rosenmulleri, sekitar tuba Eustachius, dinding belakang nasofaring, dan atap nasofaring.
Gejala
Karsinoma nasofaring menimbulkan:
1. Gejala setempat, yaitu gejala hidung berupa pilek dari satu atau kedua lubang hidung yang terus menerus. Lendir dapat bercampur darah atau nanah yang berbau. Epistaksis dapat sedikit atau banyak dan berulang, dapat juga hanya berupa riak campur darah. Obstruksi nasi unilateral atau bilateral terjadi jika tumor tumbuh secara eksofitik. Gejala telinga misalkan kurang pendengaran, tinitus atau otitis media purulenta.
2. Gejala karena tumbuh dan menyebarnya tumor bersifat ekspansif, ke muka tumor tumbuh ke depan mengisi nasofaring dan menutup koane sehingga timbul gejala obstruksi nasi. Ke bawah, tumor mendesak palatum mole sehingga terjadi bombans palatum mole.
Bersifat infiltratif, ke atas melalui foramen ovale masuk ke endokranium, mengenai dura dan timbul sefalgia hebat, kemudian akan mengenai N. VI, terjadi diplopia dan strabismus.
Jika mengenai N. V, terjadi neuralgia trigeminal dengan gejala nyeri kepala hebat pada daerah muka, sekitar mata, hidung, rahang atas, rahang bawah, dan lidah. N. III dan N. IV terjadi ptosis dan oftalmoplegia, pada kasus lanjut tumor akan merusak N. IX, X, XI, XII.
Ke samping tumor masuk spasium parafaring, merusak N. IX, X, sehingga terjadi paresis palatum mole, faring, dan faring dengan gejala regurgitasi makananminuman ke kavum nasi, rinolalia aperta, dan suara parau. Jika mengenai N. XII, terjadi deviasi lidah ke samping atau gangguan menelan.
3. Gejala karena metastasis melalui aliran getah bening akan menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar leher (tumor colli) yang terletak di bawah ujung planum mastoid, di belakang angulus mandibula, medial dari ujung bagian atas M. Sternokleidomastoid, bisa unilateral dan bilateral.
4. Gejala karena metastasis melalui aliran darah meskipun jarang, akan menyebabkan metastasis jauh yaitu ke hati, paru-paru, ginjal, limpa, tulang dan sebagainya.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, pada karsinoma nasofaring perlu dikenali adanya gejala dini dan gejala lanjut.
Gejala dini dijumpai saat tumor masih tumbuh dalam batas-batas nasofaring, jadi berupa gejala setempat yang disebabkan oleh tumor primer (gejala hidung dan gejala telinga seperti disebut di atas).
Gejala lanjut didapat saat tumor telah tumbuh melewati batas nasofaring, baik berupa metastasis ataupun infiltrasi dari tumor.
Sebagai pedoman, ingat akan adanya tumor ganas nasofaring jika dijumpai TRIAS:
A. Tumor colli, gejala telinga, gejala hidung.
B. Tumor colli, gejala intrakranial (saraf dan mats), gejala hidung atau telinga.
C. Gejala intrakranial, gejala hidung, gejala telinga.
Diagnosis
Diagnosis karsinoma nasofaring ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan, baik gejala dini maupun lanjut. Pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior menunjukkan tumor pada nasofaring. Selanjutnya untuk menentukan jenis tumor perlu dilakukan biopsi dan pemeriksaan patologi. Foto rontgen kepala dan CT-scan jika perlu dibuat untuk melihat metastasis ke intrakranial.
Terapi
1. Radiasi
2. Sitostatika
Prognosis
Pada stadium dini baik, penderita dapat hidup lebih dari 5 tahun, tetapi pada stadium lanjut kurang dari 3 tahun.
Pustaka
Ilmu Penyakit telinga Hidung Tenggorok

Kanker Sel Hati (Karsinoma Hepatoseluler)

Hati adalah sebuah organ besar, padat, yang terletak berdempetan dengan dekat rongga badan di dalam perut sebelah atas kanan dan dilindungi seluruhnya oleh rangka iga. Hati mempunyai fungsi ganda: pertama, memproduksi dan mengalirkan empedu ke usus untuk pencernaan lemak dan kedua, mengolah makanan yang datang dari usus lewat vena porta, sampai ke bagian-bagian penting bagi metabolisme, di semua jaringan dan organ tubuh. Untuk hal itu ada empat sistem percabangan di seluruh hati. Pertama, kedua pembuluh darah masuk, yaitu pembuluh nadi hati yang berisi darah penuh zat asam dan vena porta dari usus yang berisi bahan makanan yang dua-duanya tentu bercabang di seluruh hati. Kemudian, dua sistem yang keluar: saluran-saluran kecil empedu dari seluruh hati yang bergabung menjadi sistem saluran empedu ke usus dan pembuluh balik hati ke pendarahan tubuh dengan nutrien untuk metabolisme dan asam arang yang akan dibersihkan di paru. Hati dibagi dalam berbagai bagian.
Hepatoma Kanker Hati
Hati mempunyai kemampuan istimewa untuk beregenerasi sesudah kehilangan jaringan atau terluka. Kehilangan jaringan oleh penyebab apapun juga, cukup cepat terkompensasi dan digantikan, tanpa meninggalkan bekas luka parut yang menyulitkan. Pada radang yang berlangsung lama, jaringan radang berubah menjadi jaringan ikat kaku yang mengisut, sehingga dapat mengakibatkan hilangnya fungsi yang serius. Keadaan ini, sesuai warnanya (kuning-jingga) disebut sirosis (kirrhos = jingga-kuning) merupakan salah satu dasar bagi kanker hati.
Di bawah istilah kanker hati, sekaligus dibicarakan kanker hati primer dan sekunder. Yang pertama, yang berpangkal dari sel-sel hati, disebut kanker sel hati (karsinoma hepatoseluler). Yang kedua terdiri atas sebuah kelompok metastasis yang berasal dari tumor induk dimanapun di dalam tubuh. Kita akan membahas terlebih dulu masalah kanker sel hati dan sesudah itu, beberapa ciri umum metastasis di hati.
Kanker sel hati
Kanker sel hati, adalah kanker hati ‘biasa’ yang terjadi di manapun di dunia, tetapi terjadi secara endemis pada penduduk asli di Cina, Asia Tenggara, dan negara-negara Afrika di sebelah Selatan Sahara. Di negara-negara ini, kanker berkembang khusus di hati yang terinfeksi hepatitis-B kronis. Insidens (frekuensi kejadian) di daerah endemis ini, tiga puluh per 100.000 penduduk per tahun, adalah sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara risiko rendah, tempat dimana alkohol memegang peranan terpenting. Penggunaan alkohol secara intensif dan berlangsung lama di negara-negara Barat selalu merupakan penyebab penting dan sirosis hati dengan akibat meningkatnya insidens kanker hepatoselular yang tidak terhindarkan.
Kanker hati primer di daerah endemis sering berkembang cepat dan fatal. Inilah gambaran yang ditandai oleh penentuan diagnosis di dalam fase terminal. Semakin serius sirosis akibat hepatitits kronis, semakin besar risiko untuk berkembangnya karsinoma hepatoselular. Menurut Child keadaan ini dibagi tiga kelas (A, B, dan C) sesuai keseriusan penyakit, berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gambaran klinis. Di sini, Child C yang paling serius.
Penyaringan, terutama terarah pada penderita sirosis Child A, lewat pemeriksaan darah (a.l. penanda alfa-foetoprotein [AFP]) dan ekhografi dapat menghasilkan sejumlah kasus diagnosis dini.
Patologi
Tumor ini mempunyai banyak gambaran, bentuk, dan perluasan. Terkadang sumbemya terpencil, tetapi umumnya terdapat banyak tumor yang tersebar membaur di seluruh hati. Oleh karena itu, karsinoma hepatoselular sering berwujud sebagai proses multifokal. Suatu tumor terpencil tanpa gejala, dengan penampang kurang dari tiga sentimeter, sesudah tiga tahun mempunyai persentase ketahanan hidup sekitar lima puluh dan sesudah lima tahun sekitar sepuluh lebih. Metastasisnya terutama ke pare dan tulang.
Patologi Hepatoma
Gambaran klinis
Biasanya makan waktu lama sebelum muncul keluhan dan gejala. Selama tumor masih dikelilingi jaringan hati tidak ada gejala. Baru apabila tumor tumbuh menembus kapsula hati, akan terasa nyeri. Nyeri akut terjadi karena perdarahan dan tumor. Sering, perut membengkak (busung) karena cairan (asites) yang disebabkan oleh pembendungan vena porta akibat sirosisnya. Pada stadium lebih lanjut, nafsu makan hilang dan dapat muncul ikterus (penyakit kuning) akibat bendungan saluran empedu. Keluhan sering didominasi oleh dekompensasi sirosisnya: bendungan dengan asites (busung) serius, perdarahan pembuluh balik kerongkongan yang terbendung, dan buruknya keadaan umum. Pada sirosis hati dengan peninggian kadar AFP dalam darah yang sumber tumornya berada di hati seperti ditunjukkan secara ekhogafis, hanya memerlukan pemeriksaan sitologis dan cairan pungsi tumor untuk membuktikan diagnosis karsinoma hepatoselular.
Penanganan
Sebelum penanganan dimulai, harus ada gambaran yang jelas mengenai keadaan umum penderita dan situasi setempat. Seringkali keparahan sirosis hati menentukan terapinya. Apabila fungsi hati sangat terganggu tidak ada terapinya. Juga, terbendungnya hati karena sirosisnya akan melumpuhkan setiap aktivitas kuratif. Batas terapi bedah juga terletak pada keadaan hati setempat dan perluasan tumornya. Penderita sirosis Child A, mungkin dapat dioperasi; tetapi operasi tidak lagi dapat dipertimbangkan pada Child C. Operasi dan tumor ini, hanya mungkin, apabila masih terbatas sampai satu atau dua baga. Operasi sudah tidak mungkin dilakukan apabila ada beberapa tumor di dalam lebih dan dua bagian, tumor sudah meluas ke organ-organ sekitarnya, ada metastasis (sering di paru atau tulang), tumor bertumbuh masuk ke saluran empedu dan/atau ke pembuluh darah masuk dan keluar.
Sebagai tindakan paliatif, dapat dipertimbangkan embolisasi dari pembuluh nadi yang memberi makan tumor, pemberian sitostastika intra-arterial atau perfusi terisolasi dengan sitostatika pada hati. Transplantasi hidup sangat jarang dipertimbangkan. Penyinaran dan terapi sistemis juga hanya dimungkinkan secara terbatas, sehubungan dengan kemungkinan morbiditas hati. Prognosisnya buruk. Hanya reseksi parsial yang dilakukan pada tumor ganas terlokalisasi pada hati yang cukup sehat, memberikan kemungkinan penyembuhan. Persentase kekambuhan sesudah reseksi kuratif hampir 60%.
Metastasis hati
Metastasis di hati, pertama-tama merupakan semaian dari semua jenis kanker di dalam saluran pencemaan makanan yang masuk lewat vena porta. Selanjutnya, datang dari tumor induk organ-organ lainnya, seperti dari jalan udara (terutama dari kanker paru), saluran kemih (seperti ginjal, prostat dan kandung kemih), organ kelamin, payudara, melanoma, dan tulang. Jadi tumor-tumor ini, bukan kanker hati, melainkan metastasis dad tumor ganas lain, dengan semua ciri kanker induknya.
Gejala klinis pada metastasis luas di had adalah keadaan umum yang lemah, panas, kehilangan nafsu makan, demam yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, dan kehilangan gairah hidup. Sekali-sekali, reseksi dapat dilakukan apabila menyangkut tumor dalam jumlah kecil tanpa ada penyebaran di tempat lain. Nyeri karena pertumbuhan masuk dari metastasis ke kapsula hati dapat ditangani secara paliatif dengan penyinaran. Pemberian sitostatika secara intra-arterial juga dapat memberikan efek paliatif. Untuk metastasis terisolir dari tumor induk yang penanganannya bersifat kuratif, dapat dipertimbangkan untuk melakukan reseksi. Hal ini menyangkut kemungkinan untuk mencoba mencapai penyembuhan.
Pustaka
Kanker, Apakahitu? Oleh Prof. Dr. Wim. de Jong

Pencemaran Susu Formula: Enterobacter sakazakii

Jangan menganggap remeh masalah pengenceran susu formula. Ini bukan main-main karena data di Afrika bisa dijadikan gambaran; 30 % bayi meninggal sebelum usia satu tahun karena pemberian susu dengan air tidak bersih dan cara pengenceran yang salah. Pengenceran yang tidak tepat tidak hanya membuat si kecil sakit atau kurang gizi, tapi juga menyebabkan komplikasi lain. Itulah mengapa, komposisi air dan susu dengan takaran yang tepat amat dibutuhkan.
Salah satu cemaran yang sebaiknya disikapi dengan sangat serius, adalah cemaran susu oleh bakteri. Hal ini sesuai dengan berbagai berita yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Keresahan masyarakat diawali dengan pemberitaan hasil penelitian tim peneliti IPB yang berkesimpulan bahwa 23 % susu formula mengandung Enterobacter sakazakii.
Bakteri tersebut berpotensi dapat menyebabkan peradangan saluran pencernaan (enteritis), infeksi peredaran darah (sepsis), serta infeksi pada lapisan urat syaraf tulang belakang dan otak (meningitis).
Menyikapi hasil penelitian tersebut, sebaiknya Anda tidak serta merta bertindak gegabah. Tindakan waspada, lebih selektif memilih produk susu, sikap penuh dengan kehati-hatian juga diperlukan dalam menyiapkan dan memberikan susu formula kepada buah hati Anda.
Berbeda dengan air susu ibu yang mengandung zat antibakteri, susu formula tidak bersifat bakteriostatis (menahan perkembangan dan reproduksi bakteri) sehingga mudah menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Kondisi tubuh bayi yang baru lahir, terlebih lagi yang terlahir premature — sangat rentan terhadap bakteri tersebut.
Sebenarnya selain E. sakazakii, ada jenis bakteri lain yang lebih patut diwaspadai, yaitu E. coli dan Salmonella. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2970-1999, sebagai indikator sanitasi masih mencantumkan bakteri koliform E. coli, bukan Entereobacteriaceae. Sedangkan Committee on Food Hygiene (CCFH) merekomendasikan jumlah sample untuk pengujian E. sakazakii bagi industri tidak sebanyak jumlah sample untuk pengujian Salmonella. Hal ini mengindikasikan, bahwa meskipun E. sakazakii dianggap berbahaya dan harus diwaspadai dalam susu formula, namun resikonya tidak sebesar Salmonella.
Proses pencemaran bakteri pada susu formula dapat bermula dari ketika susu diperah dari sapi. lika proses pemerahan tidak hygiene akan memungkinkan berkembangnya bakteri. Namun dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan proses pemerahan susu, hal tersebut dapat diperkecil kemungkinan tercemarnya bakteri. Misalnya menggunakan mesin pemerah susu, sehingga mengurangi risiko susu tercemar dari udara di luar.
Proses pencemaran mikroorganisme dapat juga terjadi pada saat penyimpanan dan saat proses pengolahan. Intinya proses pengolahan susu formula harus selalu terjaga dan tetap steril, mulai dari proses pemerahan hingga saat diproses di dalam pabrik. Melihat proses pengolahan susu kini sudah sangat canggih dan dapat terjamin kualitasnya sehingga cemaran bakteri dinyatakan nihil.
Selain cemaran mikroorganisme, SNI tersebut juga mengatur persyaratan jenis cemaran logam seperti tembaga, timbal, seng timah, raksa, dan arsen. Dengan adanya persyaratan ini, produsen susu formula dituntut untuk memberikan jaminan keamanan sesuai dengan yang telah ditentukan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) biasanya melakukan pengawasan secara berkala terhadap berbagai produk yang beredar di pasaran, tidak hanya susu formula, tapi jenis pangan lainnya.
Namun yang patut disadari adalah, tidak ada pangan yang zero risk (tidak beresiko sama sekali), tetapi pengelolaan yang baik akan menghasilkan pangan dengan resiko yang sangat rendah. Konsumen modern sudah perlu membuka cakrawala wawasan terhadap informasi-informasi keamanan pangan sehingga bisa menempatkan diri secara tepat terhadap isu-isu yang berkembang demi menjamin kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Pustaka
Hidangan Sehat Untuk Ibu Menyusui Oleh Hindah Muaris